INILAMPUNG -- Musik dapat mengubah sejarah. Sayangnya, negara kurang menganggap penting karya musik.
Hal itu dikatakan Sigit Baskara, musisi asal Yogya, pada Tausiyah & Workshop Kebudayaan yang digelar Lembaga Seni Budaya Olahraga (LSBO) PD Muhammadiyah Kota Metro di Kampus 2 SMP Mu-AD, Metro, Jumat (15/09/2023).
Sigit Baskara yang juga anggota LSB PP Muhammadiyah melanjutkan, musik dan lagu dapat mengubah sejarah dan juga pikiran kita.
"Padahal, seharusnya negara ambil bagian dalam musik..Karena dari musik dapat menentukan sistem nilai," katanya.
Dia menunjukkan lagu anak-anak berjudul "Balonku Ada Lima" selain menanamkan sistem korup, juga simbol warna yang bukan mencerminkan Islami.
"Lagu 'Balonku Ada Lima' yang ada diksi 'meletus balon hijau, door' dapat menanamkan nilai yang dapat merusak pikiran anak-anak," Sigit menjelaskan.
Kecuali hijau, yang lain tetap ada dan (harus) dipegang erat." kata Sigit sambil menyanyikan bait terakhir: 'Meletus balon hijau, dor!/Hatiku sangat kacau/Balonku tinggal empat/Kupegang erat-erat'
Sigit kemudian menyebut beberapa lagu anak-anak yang dapat mengubah sifat dan sikap anak-anak bangsa. "Siapa pencipta lagu anak-anak itu, jangan-jangan ada sistem di balik penciptaan tersebut untuk menjauhkan anak-anak dari nilai keIslaman," katanya (bdy/inilampung)
